Jumat, 14 Februari 2020

REVIEW : Novel "GAME OVER" Valerie Patkar


Judul : Game Over
Pengarang : Valerie Patkar
No. ISBN : 978-623-216-773-5
Penerbit : Penerbit Bhuana Sastra
Penyunting : Ani Nuraini Syahara
Desain : Yanyan Wijaya
Tahun Terbit : 2020
Harga : Rp. 99.000,-
Tebal : 294

Deskripsi :
Buku ini ditulis untuk kamu yang menunggu serangkaian pujian setelah berkorban.
Juga untuk yang selalu gagal dan merasa jagat masih belum memihak.
Setiap kata disematkan untuk yang berteriak keluh kesah.
Mnyukai sesuatu yang dicibir alam raya.
Belum cukup membenci diri untuk tidak bisa meraih langit.
Bukan karena dia terlalu jauh, melainkan karena kamu tak tahu cara ke sana.

Hiduplah,
Tertawalah,
Berbangga hatilah,

Bersedihlah,
Berdukalah,
Berkecilhatilah,

Semua ini bagian dari harimu.
Besok mereka akan menjadi kemarin.
Lusa mereka akan menjadi pernah.

Selamat,
hari ini, kamu juaranya.

Blur :
Glendy Adijunior adalah seadanya.
Jeara Nindya Sjah adalah seandainya.
Di permain ini, mereka mencari titik temunya.

Bicara tentang novel yang dibuat oleh Kak Val, artinya bicara dengan hidup. Gue suka banyak novel tapi kadang gue nggak mengharuskan diri untuk mempunyai bentuk fisiknya. Karena dia nggak menorehkan apapun untuk bisa membuat gue yakin mendapatkannya. Gue emang tipe anak yang suka-suka hati aja dalam hal membaca. Herannya, gue bisa ngerasa kecewa kemarin karena ga sempat mendapatkan buku Kak Val sewaktu PO. Untungnya, gue bergabung dengan grup linenya Ekuivalensi. Akhirnya gue dapat deh.

Dari awal gue emang berencana mau beli novel ini. Bahkan gue udah menyisihkan uang bulanan gue untuk bisa mendapatkannya. Kali ini, gue bener-bener menguras tabungan gue karena harus beli dari orang lain. Bukan berarti gue merasa terbebani, nggak kok. Tenang. Gue emang sesuka itu sama Kak Val makanya berharap selalu dapat buku dia.

Nggak jauh beda kayak Nonversation, novel kali ini juga mengusung tentang sebuah hubungan antara cowok dan cewek yang udah lama pacaran bahkan sejak mereka baru duduk di bangku SMA. Kalau Dirga memilih diam dengan perasaannya (Nonversation), beda dengan Glendy yang memutuskan untuk mengungkapkannya. Glendy membuat gue bangga dengan segala keberanian yang dia punya.

Gue ga sesuka itu sama Glendy karena sepertinya gue masih terpukau sama Dirga dan ga bisa move on dari manusia sebiji itu. Tapi bukan berarti Glendy ga ada makna apa-apa ya. Tahu nggak, waktu baca ini novel, gue seolah berkaca -again (tapi bukan soal suka-sukaannya ya. Perjuangannya). Gue pernah ngerasain kayak, gue udah belajar mati-matian tapi nyatanya ga guna anjir. Gue belajar pun nilai gue gitu-gitu aja. Belum lagi gue masalah lulus bareng yang mengingatkan gue tentang masa kuliah bersama para curut gue. Wah, makin dah tuh novel bikin gue angguk-angguk sendiri.

Bener. Selesai wisuda itu bukan akhir dari segalanya tapi awal menuju kehidupan yang sesungguhnya. Makanya buat kalian yang baru lulus SMA, ga usah seneng dulu. Itu belum apa-apa. Ketemu dah sama dunia yang lebih parah dari sekolah, mampus udah wkwk...

Selain itu, bicara dari sisi keluarga, gue tau rasanya punya orang tua yang dua-duanya itu kerja. Untungnya keluarga gue masih sama kayak keluarga Glendy, yang setidaknya papa masih sering nelpon karena beliau kerja di luar kota dan mama yang masih setia mengingatkan gue untuk belajar tapi ga menuntut gue untuk pintar. Tapi gue sering kok lihat keluarga semacam keluarga Jeara. Dan rasanya itu hal yang akan gue hindari kelak. Gue ga mau menjerumuskan anak gue untuk jatuh ke lubang yang kelam. Gila anjir. Ga mungkin. Bukan merasa kasihan sama Jeara sih, tapi gue merasa bangga aja sama dia. Gue tahu perjuangan Jeara seperti apa, sikapnya yang menuntut itu tuh bukan karena keinginannya tapi karena keadaan. Gue ga menyalahkan Jeara sama sekali. Gue memahami dia sepenuhnya.

Game Over bukan hanya sekedar tentang cinta-cintaan atau keluarga yang di mana kedua orang tuanya sibuk kerja, tapi juga tentang gimana perjuangan seorang anak untuk membuat orang tuanya bangga dengan kondisi paling hancur sekali pun. Juga bicara tentang roda yang terus berputar. Ga selamanya kamu akan di atas awan dan ga selamanya juga di bawah. Pasti akan berputar seiring berjalannya waktu. Di atas atau di bawah, itu hanya jadi pilihan yang diberikan, selain Tuhan, kita juga turut andil di dalamnya.

Game Over merupakan cerita sekian yang buat gue paham kalau dunia ga sesederhana itu. Ada orang dengan seadanya yang hanya memikirkan hari ini tanpa peduli masa lalu atau masa depan. Intinya hari ini aja. Senang, susah, sedih, itu tuh hanya hari ini aja. Ada juga orang yang hidup dengan kata seandainya. Seandainya gue begini, seandainya gue begitu. Ga akan ada habisnya. Karena kata seandainya akan terus berkembang sampai rasa menyesal menyelimuti orang tersebut.

Ah, ada satu hal yang buat gue sangat amat suka sama novel ini.

Hidup itu kayak permainan. Kita yang memulai, kita yang memilih, kita yang menjalani, kita yang menentukan apakah di akhir kita bisa kalah atau justru jadi pemenangnya.

Jadi, jangan kalah.

Jangan kalah dalam permainan kalian sendiri.
Jangan lupa untuk memeluk erat diri terlebih dulu sebelum memeluk orang lain.

When you're happy with enough,
You will be happier when you are with more.
And you will be fine when you are with less.

Terima kasih hari ini menerima diri sendiri.

Gue yakin kalian bakal suka sama novel ini.
Gue yakin kalian akan belajar dari novel ini.
Gue yakin kalian ga akan menyesal kalau beli novel ini.

Gue kasih nilai 9,5/10. Karena yang sempurna hanya milik Tuhan wkwkwk....

See you soon!!

Kamis, 13 Februari 2020

Review Drama Korea "Chocholate"

CHOCHOLATE


PEMERAN
UTAMA :
  • Yoon Kye-Sang sebagai Lee Kang
  • Ha Ji-Won sebagai Moon Cha-Yeong
  • Jang Seung-jo sebagai Lee Joon
  • Teo Yoo sebagai Kwon Min Seong
  • Min Jin-wong sebagai Moon Tae-hyun
PENDUKUNG
  • Kang Boo-ja sebagai Han Yong-seol
  • Lee Jae-ryong sebagai Lee Seung-hoon
  • Kim Sun-kyung sebagai Yoon Hye Mi
  • Kim Won-hae sebagai Kwon Hyeon-seok
  • Kim Ho-jung sebagai Han Seon-ae
  • Yeom Hye-ram sebagai Ha Yeong-sil

Chocolate merupakan kolaborasi pertama penulis skenario Lee Kyung-hee dan sutradara Lee Hyung-min dalam 15 tahun setelah bekerjasama pada seri televisinya yang diakui secara kritis berjudul I'm Sorry, I Love You (2004).

SINOPSIS :
Bercerita tentang seorang laki-laki yang menjadi ahli bedah saraf meskipun dia bermimpi menjadi koki dan seorang wanita yang menjadi koki karena dia (Wikipedia, 2019).

Annyeonghaseyo, Chingudeul!!
I'm back for this year!! Yey. Are you happy? I hope so.
Ditahun yang baru ini, gue balik dengan review sampah yang semoga bermanfaat ya. Ini bukan drama baru sih (soalnya tayangnya tahun 2019 dan selesai 2020). Dan ini drama korea pertama yang gue habiskan tahun ini, so enjoy guys!

Bercerita tentang seorang anak bernama Lee Kang yang diperankan Yoon Kye-Sang, tumbuh menjadi seorang ahli bedah saraf karena permintaan dan tuntutan dari neneknya. Dulu, Lee Kang ingin menjadi seorang koki untuk mengikuti jejak ibunya. Sayangnya, mimpi itu harus dikubur dalam-dalam karena obsesinya untuk menjadi pewaris sebagai caranya balas dendam terhadap kematian ibunya. Lee Kang memiliki seorang sahabat bernama Min Seong yang diperankan oleh Teo Yoo. Min Seong ini sangat baik. Dia rela membantu Lee Kang dalam keadaan apapun. Sampai Lee Kang rela untuk mengunjungi suatu kota di luar negeri (sebetulnya gue lupa di mana, hahaha,,, mian) demi mencari mantan kekasih Min Seong yaitu Moon Cha-yeong yang diperankan oleh Ha Ji-Won.

Semua terjadi begitu cepat dalam hidup Lee Kang. Kehilangan Min Seong, membenci Moon Cha-Yeong, menjadi dokter yang baik dan hanya mengobati orang-orang yang tidak memiliki waktu yang lama untuk hidup. Semuanya dijalani dengan penuh drama (yah, namanya juga genre drama!). Tapi secara perlahan keadaan semakin baik.

Gue secara pribadi menyukai drama ini, kenapa? Karena semuanya berjalan dengan pas walaupun alurnya lambat. Kalian tahu gimana gregetnya penonton kalau disajikan alur lambat? Biasanya akan memilih berhenti dan bodoh amat. Iya, gue juga sama. Tapi untuk drama ini, gue memilih stay bahkan menunggu setiap minggunya untuk menikmati episode demi episode yang berjalan. Lucunya, gue ga merasa bosan. Padahal biasanya sesuatu yang berjalan lambatkan akan buat kita merasa bosan dan kayak, 'what the hell. Mau ke mana sih ini ceritanya'.

Sosok Lee Kang juga tergambar dengan sangat baik. Gue suka dengan Yoon Kye-Sang ajjushi yang memberikan kesan pertama paling mendalam. Dia bisa menggambarkan bagaimana jadi sosok yang paling kecewa, dia bisa menggambarkan bagaimana jadi sosok yang disakiti, dia juga bisa menggambarkan sosok yang pada akhirnya dapat jatah bahagia. Paham, nggak? Sedih, nangis tersedu-sedu bahkan senyum malu-malu kucingnya tuh bikin gemes. Yah, banyak sih ajjushi koriya yang buat gue gemes lihat mereka. Tapi porsi Yoon Ajjushi beda. Gue ngerasa Lee Kang emang bisa hidup kalau emang dia yang main sih (karena sesungguhnya gue suka menerka-nerka sosok lain yang bisa membuat suatu karakter hidup dan menjadi lebih baik). As you know, Yoon Ajjushi emang the best dengan keadaan dan cerita yang begini. Ga cuman Yoon Ajjushi, Ha Ji-Won sendiri pun sukses buat gue suka sama cerita bernuansa orang dewasa ini.

Romance yang mereka ciptakan bukan hanya pegangan tangan, ciuman, atau lainnya. Tapi beneran kayak pacaran yang berkualitas -ceileh bahasa gue. Kalau banyak penonton berharap kisah yang menye dan unyu-unyu, mending menjauh deh. Pasti bakalan bosan. Beneran yang kayak, mereka tatapan aja udah bikin greget. Tau deh, intinya begitu. Cek aja. Gue susah menjelaskannya.

Tapi selain romance, banyak hal yang ditanamkan drama ini untuk penonton. Semuanya menjadi cerita yang manis dan indah aja gitu. Kayak, gimana Lee Kang belajar memaafkan keadaan, gimana Lee Joon bisa memaafkan dirinya sendiri dan belajar untuk ngga egois, gimana Cha-Yeong berusaha untuk menata kehidupannya kembali dan melupakan masa lalunya. Gue suka setiap jalan yang mereka ambil. Intinya, gue sangat amat merekomendasikan drama ini untuk kalian yang suka romance tanpa bumbu yang banyak. JJang!! Daebak!

Kurangnya, kurang panjang wkwk...
Nggak becanda.
Mungkin lebih kepada cerita keluarga Lee Kang kali ya. Sama kehidupan Cha-Yeong dan kejelasan hubungannya Tae-Hyun.

Gue kasih nilai 9/10! Kenapa? Karena semakin lambat alurnya semakin membuat gue jatuh cinta! Secinta itu sampai belum move on!

See you, soon!

Review Novel : Serangkai Karya Valerie Patkar

  Review “Serangkai” Karya Valerie Patkar   Judul : Serangkai Penulis : Valerie Patkar No. ISBN : 97862304029876 Penerbit : Bhuana...