Kamis, 21 Desember 2017

Selamat Jalan, Kim JongHyun! Dedicated for him.

Halo semua.
Selamat datang di post terbaru gue. Kali ini, gue ga akan bicarain tentang review, baik review novel, review film, review drama korea ataupun review lagu dan review lainnya seperti biasa. For this day, i want share for us something happend with fans SHINee or fans of K-Pop.

This post dedicated to especially Kim JongHyun and the other artist on Korean, the other people who have a mental illness. Biar kita sadar dan paham dengan kondisi orang sekitar kita. Dan sedikit aware sama kondisi mental di dunia.



Pertama, gue mau kasih tau alasan kenapa akhirnya gue angkat bicara soal ini. Bukan karena gue mau sok-sokan mau jadi petuah buat kalian. Enggak sih. Cuman gue lelah aja sama kalian yang merasa diri kalian itu benar dengan cara mengolok-olok orang-orang yang menyebut dirinya Korean's Fans. Gue juga lelah sama kalian-kalian yang katanya "manusia" tapi nggak punya rasa "kemanusiaan". Intinya gue cuman mau supaya kalian juga sadar, manatau (manatau nih ya) kalian juga sedang mengalami mental illness dan melakukan hal kayak gini tuh menjadi cara kalian untuk membebaskan diri kalian dari penjara sengsara despresi kalian.

Oh iya, i'm korean's fans but i'm not Shawol. Bukan berarti juga gue nggak suka SHINee. I'm SMStan. Ketika yang lain bilang kalau gue hanya memandang satu penyanyi atau artis K-Pop dengan sebelah mata kalian salah. Karena gue memandang mereka menggunakan kedua mata gue yang terbuka lebar dan tidak merasa dipaksa untuk menyukai mereka. Dan kalau kalian bilang, berita menggemparkan tentang JongHyun itu membuat Indonesia ikut gempar, iya gue akui cukup gemparlah dikalangan anak K-Pop. Kalian pasti bilang, "Lebay, ih. Orang dia aja nggak kenal lo, kenapa lo mesti rela capek-capek nangis sampai mau bunuh diri karena dia. Gila." Hey guys, it's not a simple case. Ini masalah kita mencintai seseorang dan seseorang itu pergi untuk selamanya. Ketika lo kehilangan orang yang lo sayang juga pasti lo akan nangis kejer bahkan sempat terbesit sama lo untuk nyusul mereka, kan? Jadi jangan bilang mereka itu lebay. Iya, dibeberapa masalah mereka berlebihan. Tapi sesuatu yang berlebihan itu bukan hal buruk yang pantas untuk lo jadikan bahan cemooh atau lelucon. Seorang penulis salah satu cerita Wattpad juga menyampaikan ini ke para pembacanya. "Setiap manusia punya hak untuk sedih, depresi, kecewa dan marah. Gak salah. Kita semua punya fasenya dan ga perlu malu untuk jadi semenyedihkan itu."

Ketika gue terus membaca itu secara berulang-ulang, gue cuman bisa tersenyum. Karena apa? Karena gue pernah ada diposisi itu. Gue ada di fase yang sangat amat menyedihkan padahal mungkin bagi kalian itu biasa aja. Itu gue-nya aja yang berlebihan. But guys, itu masa gue. Kalian tahu apa yang terbesit saat itu? Saat ketika gue mencintai sekelompok boyband yang pentolannya cukup terkenal, lalu gue mulai jadi fanatik dan sering mengalami mood swing ketika beberapa hal yang nggak gue inginkan terjadi pada mereka. Bahkan apa yang mereka lakuin saat ini, belum seberapa sama gue yang bisa 'nangis' hanya karena beberapa member boyband yang gue suka keluar. Itu belum seberapa dengan apa yang mereka rasakan saat ini ketika gue hanya uring-uring nggak jelas saat konser mereka diadakan di Indonesia.

'Ah, ternyata benar. Fase itu ada dalam hidup gue.' Gue menjadi manusia paling menyedihkan hanya karena mereka. Gue menjadi sangat tak terkendali ketika gue menyayangi mereka dan menganggap mereka sebagai orang yang pantas untuk disayangi. Gue tau, mungkin sekarang kalian -orang-orang yang tidak berada dalam posisi itu atau kalian belum pernah berada di posisi itu, menganggap ucapan gue konyol, tapi percayalah, fase itu akan muncul dalam hidupmu. Bukan bicara tentang konteks 'Korean Halluy' tapi tentang bagaimana lo mengagumi seseorang dan seseorang itu bukan orang yang bahkan bisa lo gapai.

Mereka yang menggilai artis korea bukan robot yang dipaksa untuk menyukai seorang pria yang berjuang untuk sembuh dari depresinya. Mereka yang mencintai artis korea bukan sebuah lelucon yang bisa kalian cemooh kayak gitu. Mereka punya hati dan saat ini hati mereka sedang rapuh karena kehilangan sosok yang mereka sayangi dan mereka cintai. Bukan hal yang wajar untuk kalian mencemooh atau bahkan menjadikan ini bahan lelucon.

Come on. Open your mind. Lihat sekeliling lo. Saksiin berapa banyak juta orang yang ada di bumi ini yang tersiksa hanya karena ucapan or your statement yang kadang nggak pake 'O'. "Mulutmu harimaumu" dan "Tanganmu juga harimaumu". Jangan biarkan kejadian yang sama terulang untuk beberapa kasus lainnya. Kematian bukan sesuatu hal yang lucu. Dan kematian bukan tentang bagaimana seseorang action tapi tentang bagaimana seseorang itu bisa merelakan dan meluapkan perasaan mereka hanya karena ditinggal. Jangan bandingkan kematian Jonghyun dengan kejadian yang ada di Palestina. Itu beda, guys. Konteksnya aja udah beda.

Alasan kedua kenapa gue akhirnya angkat bicara adalah karena gue pengen buat ini sebagai self-reminder buat kita semua. Kalau ternyata depresi itu bukan sesuatu yang remeh. Kalau ternyata kita harus sadar sama kondisi diri kita sendiri, aware sama teman kita yang mungkin kelihatannya baik-baik aja tapi punya beban berat dipundaknya, aware sama keluarga kita yang mungkin mereka kelihatan cerita tapi ternyata punya cerita tak terduga dibalik itu semua. Pokoknya aware sama kondisi lingkungan kita. Gue nggak begitu paham sama depresi tapi yang gue tahu, depresi bisa menjadi penyebab kematian. Angka kematian  orang yang bunuh diri paling besar di korea itu disebabkan karena depresi.

Gue baca salah satu artikel yang membicarakan tentang kematian Jonghyun dan itu karena SAD yang dialami. SAD sendiri adalah salah satu jenis depresi yang dikarenakan perubahan musim. Bagi kita yang hidup hanya di dua musim, hal ini tidak terlalu berpengaruh (tapi bukan berarti kalian bisa sepele sama ini). SAD bisa mengganggu mood seseorang dikarenakan pergantian musim. Katanya orang terlihat lebih ceria ketika musim semi namun menjadi sedih dan lelah atau bahkan memiliki tingkat depresi yang tinggi ketika musim dingin tiba.

Mental illness bukan sesuatu yang asing buat kita. Banyak jenis-jenis mental illness yang harus kamu ketahui. Setidaknya kerangka luarnya aja. Tapi back to us, kalau lo mau sih. Kalau enggak ya udah, jalani aja hidup lo seperti biasanya.

Next post, mungkin gue akan mulai post beberapa hal tentang mental illness bahkan tentang penyakit-penyakit jiwa lainnya. Hitung-hitung gue berbagi ilmu. Senang bisa berbagi dengan kalian.

Untuk Shawol, SMStan, Fans of KPop, tetap semangat! Saling menjaga satu sama lain dan saling menghargai satu sama lain. Kita keluarga dan selamanya akan menjadi keluarga.

Btw, gue ada info untuk yang di Medan.

Project 100 roses+balloons for Kim Jonghyun by Kpopers Medan
Acara : 100 roses+balloons for Jonghyun
Hari : Sabtu, 23 Desember 2017
Jam : (kumpul jam 13.00) 14.00-selesai
Tempat : Taman cinta pintu 1 USU
Dresscode : Putih 📌Bunga, balon, handbanner, dan sticky notes sudah disediakan dari kami. Kalian nanti tinggal patungan buat bunga dll nya itu aja. Gamahal kok^^ 📌Diharapkan membawa pulpen/pensil masing2 untuk menulis "stickynotes hope for kim jonghyun"
📌Yang tau lokasinya lgsg dateng aja gapapa

Cp ke bidadari tak bersayap👇🏻
— WA: 082114058597 (nuna) 
083199098511 (bby)

Kuy datang.

Dan satu lagi, mari menyumbang From Jonghyun To Indonesia and Palestine!!

Baibai!!

Sabtu, 25 November 2017

REVIEW Cerita Wattpad Nonversation Karya Kaisoone

Nonversation in Wattpad

Kadang gak harus obrolan penting yang buat kita sulit melupakan. Kadang gak harus obrolan penting yang buat kita merasa seseorang berharga. Kadang gak harus ngomong "Gue sayang lo," yang buat kita tau apa perasaan mereka.
You, human, we are all cowards.
Dare to believe?
      
  
Nonversation bercerita tentang seorang pria bangsat yang terkenal seantero kampus -Gamaliel Audirga Danuandra yang akhirnya jatuh hanya pada satu cewek. Yaps, hanya pada Theala Radista Queensy. Anak Teknik Perminyakan yang sejak awal masuk kampus sudah terkenal dengan sifat keras kepalanya, tidak mau ngalahnya dan segala jenis sifat yang bahkan Ardan saja menyerah untuk cewek tersebut. Bagi Dirga, Ela a.k.a Theala adalah segalanya. Dia rela nggak bahagia asal Ela bahagia, karena sejak awal Dirga tahu bahwa membahagiakan Ela adalah tujuan dari hidupnya. Walaupun itu artinya Dirga hanya bisa melihat Ela dari kejauhan dan bermesraan dengan Trian yang merupakan cinta masa SMAnya Ela.
(Btw, gue nggak bisa mendeskripsikan cerita Nonversation dengan amat sangat detail, cuman di sini, gue akan mereview cerita tersebut dari sudut pandang gue sebagai pencinta cerita wattpad).
Sebenarnya di aplikasi Wattpad gue hanya ada beberapa nama penulis yang emang menurut gue sangat amat enak untuk direkomendasikan ke kalian. Hanya saja, sampai detik ini, gue akan mereview salah satu cerita yang menurut gue sangat amat wajib untuk dibaca. Bukan berarti gue bilang penulis X dengan cerita yang gue sukai tidak meninggalkan kesan buat gue, tapi gue emang nggak seterikat itu sama cerita lainnya. Ah, mungkin minggu depan gue bakalan review cerita wattpad lainnya (Maybe, salah satu cerita Renita Nozaria).
Tapi awal baca Nonversation, gue langsung nyess. Langsung ingin maki dalam hati kenapa gue mau aja ikutin omongan teman gue yang hanya karena statusnya di WA buat gue segera meluncur ke apilkasi orange tersebut. Nonversation memberikan banyak arti buat gue, i'm seriously about this. Kalian tahu betapa mellownya gue waktu baca cerita ini. Kayak gue beneran ada diposisi salah satu tokoh. Tapi posisi yang membuat gue paling ngerasa sesak yang tiada henti itu karakternya Dirga.
Bagi yang udah baca, pasti tahu apa kekesalan dan kesesakan yang sudah Dirga ciptakan untuk yang membaca. Yaps, bener. Gue selalu merasa gimana bisa dia merelakan orang yang disayangi sementara rasanya itu lebih tulus dari orang lain tersebut. Gue selalu bertanya, apa faedahnya seorang Dirga merelakan Ela yang sangat ia cintai itu untuk bahagia sama orang lain. I mean gini, Lo tahukan kalo kita nggak akan pernah tau kapan kita jatuh sejatuh-jatuhnya sama orang hanya karena ia bisa memperlakukan kita dengan sangat istimewah, lalu kenapa dengan bodohnya lo membiarkan orang yang lo sayang itu dan orang yang membuat lo menjadi lebih baik itu bersama orang lain? Orang yang belum tentu bisa menciptakan warna dalam hidupnya Ela. Yah, anggaplah lo berjuang untuk membuat Ela bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki orang yang dulu jauh dari pandangan lo, tapi setelah itu apa, Ga? Nggak ada. Lo nggak dapat apapun selain lo menyakiti diri lo sendiri dan menyakiti Ela walau itu tidak tersurat. Oh, man, please. Lo bilang lo pengen dia bahagia sementara sumber kebahagiannya itu sendiri berjalan menjauh dan bahkan hendak meninggalkannya. Dan ketika gue ada di posisi itu, gue berharap kalo gue ketemu Dirga versi dunia nyata, gue hanya pengen bilang sama dia, "Hey, you bastard. Are you kidding me? Lo pikir pilihan lo itu udah bener? Berani mencintai berani mengambil resiko." Tapi sekesal itupun, gue tetap suka sama Dirga. Why? Karena akhirnya gue paham apa yang dia rasakan. Gue bisa merasakan ketakutan Dirga paling besar seumur hidupnya. Gue bisa tau bahwa hanya dengan memperhatikannya, Dirga bisa bahagia untuk itu.
Bukan berarti posisi tokoh lainnya tidak mendominasi. Dibeberapa part yang mengambil sudut pandang Ela dan Trian juga membuat gue nyess.
Ingat waktu Ela diselingkuhi sama Trian? Semudah itukah, La? Lo bisa hanya tersenyum dan bilang kalo itu bukan salah Trian tapi salah lo. Apa yang salah sama lo? Dari awal Lo harusnya sadar kalo lo nggak salah apa-apa selain karena lo memang lebih mementingkan Dirga, tapi kemudian gue paham lagi. Yah, lo bener, La. Lo emang bukan orang yang Trian butuhkan. Lo patut bersyukur karena lo pernah dikasih kesempatan untuk memiliki orang yang selama 4 tahun lo lihat dari jauh dan selama 4 tahun juga lo menyimpan rasa lo itu dengan baik-baik aja. Dan gue mau nanya, La. Selama itu lo sanggup, La? 4 tahun, La. 4 tahun dan selama itu lo hanya memandang punggungnya dari kejauhan tanpa berharap lo dikenal olehnya. Dan setelah lo kenal dan dekat sama dia, lo mendapatkan kenangan buruk.
Dan yang terakhir, Detrian Bhadrika. Bagian yang buat gue sangat amat membenci Trian adalah ketika Trian selalu membandingkan Ela dengan mantannya yang bernama Raina itu. Kalian tahu, ada masa gue pengen marah dan bilang sama Trian kalau cara dia mencintai seseorang itu salah. Bukan dengan membandingkan dua hal yang jelas berbeda karena pada akhirnya nggak ada satu orangpun yang akan sama saat mencintai kita. Karena mereka memang berbeda. Sangat amat berbeda. Belajar untuk mengikhlaskan terlebih dahulu baru kemudian lo belajar untuk mencintai seseorang tanpa membandingkannya. Dari awal, gue emang nggak pernah suka sama tokoh yang satu ini. Entah karena alasan dia selalu berhasil membuat gue kesal atau karena emang tokoh ini secomplicated itu banget.
Begitulah ketiga tokoh yang membuat gue merasa bahwa cerita ini sangat menguras emosi gue. Bukan hanya mereka aja sih, tapi juga tokoh-tokoh lainnya yang punya posisi lainnya. Pokoknya dari segi tokoh, gue salut sama penulis yang bisa menciptakan sebanyak itu karakter yang akhirnya banyak membuat gue bahwa gue hanya baru mengenal sebagian karakter dalam kehidupan gue yang nyata. Gue salut sama penulis yang bisa konsisten menciptakan karakternya yang emang out of box banget. Terimakasih, Valerie.
Bukan hanya dari segi penokohan atau segi cerita percintaan yang buat sesak setengah mampus. Dari cerita ini, gue belajar banyak hal tentang cerita bromance, family, what the true friends dan lainnya. Gue belajar bahwa di dunia ini, setiap keluarga punya ceritanya sendiri. Keluarga Driga yang lengkap tapi ada celah kecil antara dirinya dan Papanya yang buat Driga merasa dunianya tak memiliki makna apapun, atau keluarga Ela yang sebenarnya masih lengkap, hanya saja posisinya yang tidak sama seperti dulu. Papa Ela yang lebih memilih menggandeng wanita lain dan meninggalkan luka pada Ela hingga terciptalah Ela yang seperti ini. Tapi walaupun Ela kehilangan sosok ayah, kehidupan Ela bukan hancur separah itu. Masih ada mamanya dan Tendra yang bisa dia harapkan. Satu hal tentang keluarga yang paling membuat gue langsung mikir, "Nggak semua keluarga memiliki cerita yang sempurna, hanya tergantung bagaimana kita membuatnya menjadi lebih sempurna."
Bromance dan friendshipnya juga dapat banget. Lo tahu bahwa kalo lo nggak punya orang yang bisa memandang lo apa adanya, masih ada kakak/saudara kandung lo dan juga sahabat yang akan mendukung dan memberikan sebagian dari hidupnya untuk lo. Kayak itu tuh nyata, walau kadang di dunia nyata, gue -atau kita semua, mungkin susah nyari yang namanya sahabat.
Cerita ini punya banyak kelebihan yang kalau gue sebut satu persatu justru membuat cerita ini terlihat amat sangat sempurna. Haha, tapi emang sempurna kok. Sesempurna bagaimana gue bisa menikmati setiap peran dan ceritanya, sesempurna alur yang diciptakan sedemikian rupa, sesempurna akhirnya gue tahu kalau misalnya gue nggak perlu mikirin hal lain cukup gue mikir hari ini bahagia, maka gue akan bahagia.
Btw, gue suka sama cara dia nulis. Bahasanya yang elegan tapi masih tetap sesuai sama kebiasaan dia. Kadang gue iri sama penulis yang bisa menulis kayak gitu. Karena apa ya, karena gue rasa mustahil aja, gue bisa melakukan hal seperti itu hehehehehe.
Kalau kekurangan...hmm.., gue yang merasa nggak ada kekurangan atau memang cerita ini yang dikemas semenarik mungkin sampai nggak ada celah kekurangan sama sekali? Entahlah. Mungkin hanya beberapa typo yang membuat gue kadang oke, mungkin penulisnya lelah. But over all,  I love this story.
Guys, gue bilang kalian KUDU MESTI WAJIB HARUS apalagi ya, POKOKNYA HARUS baca cerita ini. Nanti gue share link di akhirnya. Karena apa? Sebenarnya nggak ada alasan khusus, tapi gue yakin, siapapun yang membaca cerita ini, pasti sependapat sama gue. Sependapat kalo cerita ini sangat amat bagus. Hehehehe
Sampai jumpa di review selanjutnya. Bye.

Quote from Nonversation (sebenarnya quote di awal bagus banget, tapi ini aja yang buat gue pengen screenshot and share for you guys) :
1. A guy and a girl can be friends, but at one point or another, they will fall for each other. Maybe temporaly, maybe at the wrong time, maybe too late, or maybe forever.
2. Kalau memang masa lalu ada untuk dilupain, kenapa ketika masa depan datang dia malah muncul lagi?
3. Maybe this feeling i keep for you, makes me learn that seeing you are there, being all so fine and happy, is more than enough.
4. Karena setau gue, secuek-cueknya orang, pasti selalu ada satu nama yang dia simpan rapat-rapat untuk selalu diingat.

Nonversation - Kaisoone

Kamis, 31 Agustus 2017

REVIEW FILM “STIP DAN PENSIL”


Alasan pernah kali aku nonton itu karena lagi gabut dan nggak ada kerjaan. Liburan semester yang panjang dan tanpa ada kegiatan bermanfaat membuat aku hanya malas-malasan sampai terbersit keinginan untuk menghabiskannya setidaknya dengan cara yang unik –ya, walaupun akhirnya justrunya kejebak dengan hal yang juga tidak bisa dibilang memiliki manfaat. Hehehe
Film “Stip dan Pensil” hanya menceritakan tentang empat bersahabat yang memiliki status ekonomi tinggi namun anehnya jika di sekolah biasanya anak borju sering membully tapi di film ini mereka justru di bully. Bukan di bully dalam artian yang parah, namun tetap ada yang namanya diskriminasi dan sebagian besar murid memandang mereka dengan sebelah mata. Mereka adalah Tony, Agi, Bubu dan Saras. Anak-anak borju ini memiliki musuk tetap yaitu Edwin and the gank.
Suatu hari, guru sosiologi yang baru memberikan mereka tugas esai. Tugas esai tersebut akan dipilih oleh gurunya dan kemudian diikutkan dalam Lomba Esai tingkat Nasional. Mulai keempatnya berpikir untuk menyelesaikan tugas tersebut. Awalnya mereka ingin membahas tentang diskriminasi yang mereka dapat dari lingkungan sekolah, namun Agi –seorang yang lebih bijaksana diantara keempatnya- berkata, “Kita mau ngurangi musuh bukan nambah musuh.”
Lalu kemudian mereka dipertemukan dengan seorang pengamen yang menipu mereka ketika mobil yang mereka gunakan pecah ban. Bocah tersebut mengancam akan memanggil perampok mobil yang biasa berkeliaran di sana. Namun Saras segera menahannya dan menyuruh Bubu untuk menyogoknya sesuai dengan uang yang akan diberikan oleh si perampok. Nah, melalui pertemuan inilah Agi memberikan ide untuk esai mereka. Berbekal dari bocah batak bernama Ucok, keempatnya memulai sekolah darurat yang mereka namai TOGIBURAS.
Namun keadaannya tidak berjalan baik. Anak-anak tetap lebih memilih untuk mengamen daripada mengikuti sekolah tersebut. Kecuali jika mereka mendapatkan imbalan berupa uang agar mereka mau mengikuti sekolah tersebut. Keempatnya setuju, lalu mereka mengajar anak-anak tersebut selama 2 minggu dengan cara yang salah namun tidak memberikan dampak. Dan hal itu mengundang banyak masalah secara perlahan. Sekolah mulai membicarakan mereka lagi, Edwin semakin gencar menyari kesalahan mereka, Richard yang merasa harus untuk memberitahu sekolahan tentang cara mereka tersebut.
Hal apa yang mereka lakuin terasa sia-sia, begitu menurut Toni. Bedanya dengan Agi yang merasa bahwa hal yang mereka lakuin itu bukan tentang menang essay atau enggak, tapi tentang pengabdian. Bubu juga mengatakan hal yang sama walau ia masih memikirkan tentang lomba esai yang akhirnya di menangnya oleh Edwin dan teman-temanny, ia bukan merasa kalah tapi ia hanya ingin mereka dihargai atas kerja keras mereka selamanya ini. Dan saras, selaku pribadi yang keras dan semangat mengatakan bahwa apa yang sudah di mulai harus diselesaikan sampai tuntas.
Begitulah kisah keempat sahabat terseut. Melalui kerasnya perjuangan dan rintangan dalam menciptakan sekolah darurat namun mereka merasakan manfaatnya dalam kehidupan mereka. Ada makna tersembunyi yang bisa kita ambil dari film ini. Bahwa bukan tentang kaya atau miskinnya kamu, tapi tentang bagaimana kamu tulus melakukan sesuatu tanpa berharap apapun dari orang lain. Mungkin kamu akan merasakan apa yang mereka rasakan, di anggap sok, dianggap sombong, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan diri kamu. Tapi ingat kalau kamu sudah memulai, maka kamu juga yang harus mengakhirinya.
Selain kita inspirasi yang mereka buat, film ini juga memberikan sedikit bumbu-bumbu percintaan (Saras dan Edwin yang dipertemukan pada satu frame kisah SMA), persahabatan dan keluarga (saat Koh Salim bertemu dengan anaknya yang sudah pulang dari Amerika dan bakti seorang anak terhadap orangtuanya). Pokoknya film yang patut ditonton oleh semua orang. Dan lagi, ada lucu-lucunya juga loh. Cara merekan memeran para tokoh juga pas dan sesuai kadar.

Sekian review film kali ini. Untuk pertama kalinya aku review film Indonesia muehehe. Semangat!! Jangan mendiskriminasi seseorang kalau kamu tidak ingin didiskriminasi suatu hari nanti. Go Fight!!

Minggu, 05 Februari 2017

REVIEW Drama Korea "GOBLIN"


Goblin

Drama: Goblin (literal title)
Revised romanization: Sseulsseulhago Chalranhashin-Dokkaebi
Bahasa Korea: 쓸쓸하고 찬란하神-도깨비
Sutradara: Lee Eung-Bok
Pemain Utama: Gong Yoo, Lee Dong Wook, Kim Go Eun, Yoo In Na
Jumlah Episode: 16
Jaringan Broadcast: tvN
Goblin (subtitle indonesia) adalah drama korea tahun 2016 yang bergenre Fantasy, Romance. tayang di tvN disutradarai oleh Lee Eung-Bok dan dibintangi Gong Yoo, Lee Dong Wook, Kim Go Eun dan Yoo In Na. Goblin tayang perdana pada tanggal 2 Desember 2016 di channel tvN, Tayang setiap hari jumat dan sabtu pukul 20:00 (KST) setiap minggunya.
Dokkaebi (Gong Yoo) needs a human bride to end his immortal life. Meanwhile, the Angel of Death has amnesia. Somehow these two meet and live together. They see off those who have passed away and are now leaving this world.

Daftar Pemeran

Pemeran Utama
Gong Yoo sebagai Kim Shin
Lee Dong Wook sebagai Wang Yeo
Kim Go Eun sebagai Ji Eun Tak
Yoo In Na sebagai Kim Sun / Sunny
Pemeran Pendukung
Yook Sung Jae sebagai Yoo Duk Hwa
Jo Woo Jin sebagai Secretary Kim
Choi Ri sebagai Kyung Mi
Lee El
Kim Sung Kyum
Park Hee Bon
Hwang Suk Jung
Jo In Woo??
Kim Ian ??
Cameo
Kim Min Jae sebagai Young King

- G O B L I N -
Drama Goblin termasuk drama yang membuat gue punya imajinasi tinggi yang melayang entah ke mana arahnya. Pasalnya, ada beberapa hal yang berada diluar batas kemampuan kita, dan entah seperti apa drama ini sanggup menyita ketidakmampuan itu menjadi fantasi yang lebih liar.
Awalnya, gue kira, Goblin hanya sebatas cerita menye-menye tentang seorang pria yang berumur 900 tahun dan seorang gadis belia berumur 19 tahun. Hanya diisi dengan cerita-cerita cinta yang mungkin tak akan jauh beda dengan cerita lainnya. Namun ternyata dugaan gue salah. Goblin mengulas semuanya secara detail dan menantang -maksudnya menantang imajinasi yang tinggi. Ada bahagia, suka, sedih, dan tangis yang mengisi drama dengan 16 episode tersebut. Sebagian dari ceritanya juga nggak mengarah pada percintaan, tetapi juga persahabatan, kekeluargaan, dan kesetian seorang pelayan kepada Tuannya. Kelebihan drama ini, Goblin mampu membolak-balikkan perasaan pembacanya. Hal yang seharusnya mampu menitikkan air mata penonton, justru sedetik kemudian merasakan geli yang tak tertahan. Tapi tanpa mengurangi inti ceritanya, akhirnya Goblin tetap mampu membuat penonton menangis, apalagi diepisode ketika Goblin harus musnah dari dunia dan ucapan perpisahan Ji Eun Tak dan Yu Shin Jae a.k.a Kim Shin. Ada beberapa hal yang tak bisa diduga, dimulai dari pemikiran penonton yang pasti sad ending justru menjadi happy ending. Selain itu, juga beberapa ada hal yang lebih menarik, bahwa kita memiliki empat kesempatan untuk hidup. Entah dengan diri kita sendiri atau menjadi orang lain.
Dan menurut gue, drama ini patut untuk ditonton. Rekomendasi dari seorang penulis amatiran.
\(^^)/

Review Novel : Serangkai Karya Valerie Patkar

  Review “Serangkai” Karya Valerie Patkar   Judul : Serangkai Penulis : Valerie Patkar No. ISBN : 97862304029876 Penerbit : Bhuana...