Tampilkan postingan dengan label Trian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Trian. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 November 2017

REVIEW Cerita Wattpad Nonversation Karya Kaisoone

Nonversation in Wattpad

Kadang gak harus obrolan penting yang buat kita sulit melupakan. Kadang gak harus obrolan penting yang buat kita merasa seseorang berharga. Kadang gak harus ngomong "Gue sayang lo," yang buat kita tau apa perasaan mereka.
You, human, we are all cowards.
Dare to believe?
      
  
Nonversation bercerita tentang seorang pria bangsat yang terkenal seantero kampus -Gamaliel Audirga Danuandra yang akhirnya jatuh hanya pada satu cewek. Yaps, hanya pada Theala Radista Queensy. Anak Teknik Perminyakan yang sejak awal masuk kampus sudah terkenal dengan sifat keras kepalanya, tidak mau ngalahnya dan segala jenis sifat yang bahkan Ardan saja menyerah untuk cewek tersebut. Bagi Dirga, Ela a.k.a Theala adalah segalanya. Dia rela nggak bahagia asal Ela bahagia, karena sejak awal Dirga tahu bahwa membahagiakan Ela adalah tujuan dari hidupnya. Walaupun itu artinya Dirga hanya bisa melihat Ela dari kejauhan dan bermesraan dengan Trian yang merupakan cinta masa SMAnya Ela.
(Btw, gue nggak bisa mendeskripsikan cerita Nonversation dengan amat sangat detail, cuman di sini, gue akan mereview cerita tersebut dari sudut pandang gue sebagai pencinta cerita wattpad).
Sebenarnya di aplikasi Wattpad gue hanya ada beberapa nama penulis yang emang menurut gue sangat amat enak untuk direkomendasikan ke kalian. Hanya saja, sampai detik ini, gue akan mereview salah satu cerita yang menurut gue sangat amat wajib untuk dibaca. Bukan berarti gue bilang penulis X dengan cerita yang gue sukai tidak meninggalkan kesan buat gue, tapi gue emang nggak seterikat itu sama cerita lainnya. Ah, mungkin minggu depan gue bakalan review cerita wattpad lainnya (Maybe, salah satu cerita Renita Nozaria).
Tapi awal baca Nonversation, gue langsung nyess. Langsung ingin maki dalam hati kenapa gue mau aja ikutin omongan teman gue yang hanya karena statusnya di WA buat gue segera meluncur ke apilkasi orange tersebut. Nonversation memberikan banyak arti buat gue, i'm seriously about this. Kalian tahu betapa mellownya gue waktu baca cerita ini. Kayak gue beneran ada diposisi salah satu tokoh. Tapi posisi yang membuat gue paling ngerasa sesak yang tiada henti itu karakternya Dirga.
Bagi yang udah baca, pasti tahu apa kekesalan dan kesesakan yang sudah Dirga ciptakan untuk yang membaca. Yaps, bener. Gue selalu merasa gimana bisa dia merelakan orang yang disayangi sementara rasanya itu lebih tulus dari orang lain tersebut. Gue selalu bertanya, apa faedahnya seorang Dirga merelakan Ela yang sangat ia cintai itu untuk bahagia sama orang lain. I mean gini, Lo tahukan kalo kita nggak akan pernah tau kapan kita jatuh sejatuh-jatuhnya sama orang hanya karena ia bisa memperlakukan kita dengan sangat istimewah, lalu kenapa dengan bodohnya lo membiarkan orang yang lo sayang itu dan orang yang membuat lo menjadi lebih baik itu bersama orang lain? Orang yang belum tentu bisa menciptakan warna dalam hidupnya Ela. Yah, anggaplah lo berjuang untuk membuat Ela bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki orang yang dulu jauh dari pandangan lo, tapi setelah itu apa, Ga? Nggak ada. Lo nggak dapat apapun selain lo menyakiti diri lo sendiri dan menyakiti Ela walau itu tidak tersurat. Oh, man, please. Lo bilang lo pengen dia bahagia sementara sumber kebahagiannya itu sendiri berjalan menjauh dan bahkan hendak meninggalkannya. Dan ketika gue ada di posisi itu, gue berharap kalo gue ketemu Dirga versi dunia nyata, gue hanya pengen bilang sama dia, "Hey, you bastard. Are you kidding me? Lo pikir pilihan lo itu udah bener? Berani mencintai berani mengambil resiko." Tapi sekesal itupun, gue tetap suka sama Dirga. Why? Karena akhirnya gue paham apa yang dia rasakan. Gue bisa merasakan ketakutan Dirga paling besar seumur hidupnya. Gue bisa tau bahwa hanya dengan memperhatikannya, Dirga bisa bahagia untuk itu.
Bukan berarti posisi tokoh lainnya tidak mendominasi. Dibeberapa part yang mengambil sudut pandang Ela dan Trian juga membuat gue nyess.
Ingat waktu Ela diselingkuhi sama Trian? Semudah itukah, La? Lo bisa hanya tersenyum dan bilang kalo itu bukan salah Trian tapi salah lo. Apa yang salah sama lo? Dari awal Lo harusnya sadar kalo lo nggak salah apa-apa selain karena lo memang lebih mementingkan Dirga, tapi kemudian gue paham lagi. Yah, lo bener, La. Lo emang bukan orang yang Trian butuhkan. Lo patut bersyukur karena lo pernah dikasih kesempatan untuk memiliki orang yang selama 4 tahun lo lihat dari jauh dan selama 4 tahun juga lo menyimpan rasa lo itu dengan baik-baik aja. Dan gue mau nanya, La. Selama itu lo sanggup, La? 4 tahun, La. 4 tahun dan selama itu lo hanya memandang punggungnya dari kejauhan tanpa berharap lo dikenal olehnya. Dan setelah lo kenal dan dekat sama dia, lo mendapatkan kenangan buruk.
Dan yang terakhir, Detrian Bhadrika. Bagian yang buat gue sangat amat membenci Trian adalah ketika Trian selalu membandingkan Ela dengan mantannya yang bernama Raina itu. Kalian tahu, ada masa gue pengen marah dan bilang sama Trian kalau cara dia mencintai seseorang itu salah. Bukan dengan membandingkan dua hal yang jelas berbeda karena pada akhirnya nggak ada satu orangpun yang akan sama saat mencintai kita. Karena mereka memang berbeda. Sangat amat berbeda. Belajar untuk mengikhlaskan terlebih dahulu baru kemudian lo belajar untuk mencintai seseorang tanpa membandingkannya. Dari awal, gue emang nggak pernah suka sama tokoh yang satu ini. Entah karena alasan dia selalu berhasil membuat gue kesal atau karena emang tokoh ini secomplicated itu banget.
Begitulah ketiga tokoh yang membuat gue merasa bahwa cerita ini sangat menguras emosi gue. Bukan hanya mereka aja sih, tapi juga tokoh-tokoh lainnya yang punya posisi lainnya. Pokoknya dari segi tokoh, gue salut sama penulis yang bisa menciptakan sebanyak itu karakter yang akhirnya banyak membuat gue bahwa gue hanya baru mengenal sebagian karakter dalam kehidupan gue yang nyata. Gue salut sama penulis yang bisa konsisten menciptakan karakternya yang emang out of box banget. Terimakasih, Valerie.
Bukan hanya dari segi penokohan atau segi cerita percintaan yang buat sesak setengah mampus. Dari cerita ini, gue belajar banyak hal tentang cerita bromance, family, what the true friends dan lainnya. Gue belajar bahwa di dunia ini, setiap keluarga punya ceritanya sendiri. Keluarga Driga yang lengkap tapi ada celah kecil antara dirinya dan Papanya yang buat Driga merasa dunianya tak memiliki makna apapun, atau keluarga Ela yang sebenarnya masih lengkap, hanya saja posisinya yang tidak sama seperti dulu. Papa Ela yang lebih memilih menggandeng wanita lain dan meninggalkan luka pada Ela hingga terciptalah Ela yang seperti ini. Tapi walaupun Ela kehilangan sosok ayah, kehidupan Ela bukan hancur separah itu. Masih ada mamanya dan Tendra yang bisa dia harapkan. Satu hal tentang keluarga yang paling membuat gue langsung mikir, "Nggak semua keluarga memiliki cerita yang sempurna, hanya tergantung bagaimana kita membuatnya menjadi lebih sempurna."
Bromance dan friendshipnya juga dapat banget. Lo tahu bahwa kalo lo nggak punya orang yang bisa memandang lo apa adanya, masih ada kakak/saudara kandung lo dan juga sahabat yang akan mendukung dan memberikan sebagian dari hidupnya untuk lo. Kayak itu tuh nyata, walau kadang di dunia nyata, gue -atau kita semua, mungkin susah nyari yang namanya sahabat.
Cerita ini punya banyak kelebihan yang kalau gue sebut satu persatu justru membuat cerita ini terlihat amat sangat sempurna. Haha, tapi emang sempurna kok. Sesempurna bagaimana gue bisa menikmati setiap peran dan ceritanya, sesempurna alur yang diciptakan sedemikian rupa, sesempurna akhirnya gue tahu kalau misalnya gue nggak perlu mikirin hal lain cukup gue mikir hari ini bahagia, maka gue akan bahagia.
Btw, gue suka sama cara dia nulis. Bahasanya yang elegan tapi masih tetap sesuai sama kebiasaan dia. Kadang gue iri sama penulis yang bisa menulis kayak gitu. Karena apa ya, karena gue rasa mustahil aja, gue bisa melakukan hal seperti itu hehehehehe.
Kalau kekurangan...hmm.., gue yang merasa nggak ada kekurangan atau memang cerita ini yang dikemas semenarik mungkin sampai nggak ada celah kekurangan sama sekali? Entahlah. Mungkin hanya beberapa typo yang membuat gue kadang oke, mungkin penulisnya lelah. But over all,  I love this story.
Guys, gue bilang kalian KUDU MESTI WAJIB HARUS apalagi ya, POKOKNYA HARUS baca cerita ini. Nanti gue share link di akhirnya. Karena apa? Sebenarnya nggak ada alasan khusus, tapi gue yakin, siapapun yang membaca cerita ini, pasti sependapat sama gue. Sependapat kalo cerita ini sangat amat bagus. Hehehehe
Sampai jumpa di review selanjutnya. Bye.

Quote from Nonversation (sebenarnya quote di awal bagus banget, tapi ini aja yang buat gue pengen screenshot and share for you guys) :
1. A guy and a girl can be friends, but at one point or another, they will fall for each other. Maybe temporaly, maybe at the wrong time, maybe too late, or maybe forever.
2. Kalau memang masa lalu ada untuk dilupain, kenapa ketika masa depan datang dia malah muncul lagi?
3. Maybe this feeling i keep for you, makes me learn that seeing you are there, being all so fine and happy, is more than enough.
4. Karena setau gue, secuek-cueknya orang, pasti selalu ada satu nama yang dia simpan rapat-rapat untuk selalu diingat.

Nonversation - Kaisoone

Review Novel : Serangkai Karya Valerie Patkar

  Review “Serangkai” Karya Valerie Patkar   Judul : Serangkai Penulis : Valerie Patkar No. ISBN : 97862304029876 Penerbit : Bhuana...