Tampilkan postingan dengan label Film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Film. Tampilkan semua postingan

Kamis, 31 Agustus 2017

REVIEW FILM “STIP DAN PENSIL”


Alasan pernah kali aku nonton itu karena lagi gabut dan nggak ada kerjaan. Liburan semester yang panjang dan tanpa ada kegiatan bermanfaat membuat aku hanya malas-malasan sampai terbersit keinginan untuk menghabiskannya setidaknya dengan cara yang unik –ya, walaupun akhirnya justrunya kejebak dengan hal yang juga tidak bisa dibilang memiliki manfaat. Hehehe
Film “Stip dan Pensil” hanya menceritakan tentang empat bersahabat yang memiliki status ekonomi tinggi namun anehnya jika di sekolah biasanya anak borju sering membully tapi di film ini mereka justru di bully. Bukan di bully dalam artian yang parah, namun tetap ada yang namanya diskriminasi dan sebagian besar murid memandang mereka dengan sebelah mata. Mereka adalah Tony, Agi, Bubu dan Saras. Anak-anak borju ini memiliki musuk tetap yaitu Edwin and the gank.
Suatu hari, guru sosiologi yang baru memberikan mereka tugas esai. Tugas esai tersebut akan dipilih oleh gurunya dan kemudian diikutkan dalam Lomba Esai tingkat Nasional. Mulai keempatnya berpikir untuk menyelesaikan tugas tersebut. Awalnya mereka ingin membahas tentang diskriminasi yang mereka dapat dari lingkungan sekolah, namun Agi –seorang yang lebih bijaksana diantara keempatnya- berkata, “Kita mau ngurangi musuh bukan nambah musuh.”
Lalu kemudian mereka dipertemukan dengan seorang pengamen yang menipu mereka ketika mobil yang mereka gunakan pecah ban. Bocah tersebut mengancam akan memanggil perampok mobil yang biasa berkeliaran di sana. Namun Saras segera menahannya dan menyuruh Bubu untuk menyogoknya sesuai dengan uang yang akan diberikan oleh si perampok. Nah, melalui pertemuan inilah Agi memberikan ide untuk esai mereka. Berbekal dari bocah batak bernama Ucok, keempatnya memulai sekolah darurat yang mereka namai TOGIBURAS.
Namun keadaannya tidak berjalan baik. Anak-anak tetap lebih memilih untuk mengamen daripada mengikuti sekolah tersebut. Kecuali jika mereka mendapatkan imbalan berupa uang agar mereka mau mengikuti sekolah tersebut. Keempatnya setuju, lalu mereka mengajar anak-anak tersebut selama 2 minggu dengan cara yang salah namun tidak memberikan dampak. Dan hal itu mengundang banyak masalah secara perlahan. Sekolah mulai membicarakan mereka lagi, Edwin semakin gencar menyari kesalahan mereka, Richard yang merasa harus untuk memberitahu sekolahan tentang cara mereka tersebut.
Hal apa yang mereka lakuin terasa sia-sia, begitu menurut Toni. Bedanya dengan Agi yang merasa bahwa hal yang mereka lakuin itu bukan tentang menang essay atau enggak, tapi tentang pengabdian. Bubu juga mengatakan hal yang sama walau ia masih memikirkan tentang lomba esai yang akhirnya di menangnya oleh Edwin dan teman-temanny, ia bukan merasa kalah tapi ia hanya ingin mereka dihargai atas kerja keras mereka selamanya ini. Dan saras, selaku pribadi yang keras dan semangat mengatakan bahwa apa yang sudah di mulai harus diselesaikan sampai tuntas.
Begitulah kisah keempat sahabat terseut. Melalui kerasnya perjuangan dan rintangan dalam menciptakan sekolah darurat namun mereka merasakan manfaatnya dalam kehidupan mereka. Ada makna tersembunyi yang bisa kita ambil dari film ini. Bahwa bukan tentang kaya atau miskinnya kamu, tapi tentang bagaimana kamu tulus melakukan sesuatu tanpa berharap apapun dari orang lain. Mungkin kamu akan merasakan apa yang mereka rasakan, di anggap sok, dianggap sombong, atau hal lainnya yang tidak sesuai dengan diri kamu. Tapi ingat kalau kamu sudah memulai, maka kamu juga yang harus mengakhirinya.
Selain kita inspirasi yang mereka buat, film ini juga memberikan sedikit bumbu-bumbu percintaan (Saras dan Edwin yang dipertemukan pada satu frame kisah SMA), persahabatan dan keluarga (saat Koh Salim bertemu dengan anaknya yang sudah pulang dari Amerika dan bakti seorang anak terhadap orangtuanya). Pokoknya film yang patut ditonton oleh semua orang. Dan lagi, ada lucu-lucunya juga loh. Cara merekan memeran para tokoh juga pas dan sesuai kadar.

Sekian review film kali ini. Untuk pertama kalinya aku review film Indonesia muehehe. Semangat!! Jangan mendiskriminasi seseorang kalau kamu tidak ingin didiskriminasi suatu hari nanti. Go Fight!!

Review Novel : Serangkai Karya Valerie Patkar

  Review “Serangkai” Karya Valerie Patkar   Judul : Serangkai Penulis : Valerie Patkar No. ISBN : 97862304029876 Penerbit : Bhuana...