Senin, 18 Februari 2019

REVIEW: Novel "Nonversation" Karya Valerie Patkar


Judul : Nonversation
Pengarang : Valerie Patkar
No ISBN : 978-602-483-293-3
Penerbit : Penerbit Bhuana Ilmu Populer
Penyunting : Ani Nuraini Syahara
Desain : Yanyan Wijaya
Tahun Terbit : 2019
Harga : Rp 98.000,-
Tebal : 339

Deskripsi :
Nonversation, sebuah novel yang menerjemahkan kata 'kehilangan' dari perspektif seorang sahabat, pengagum, anak dan orang tua. Bercertia tentang mereka yang sederhana namun berarti segalanya, Tentang mereka yang punya kesempatan namun tak punya keberanian, dan tentang mereka yang dibutuhkan namun diam-diam juga membutuhkan.

Nonversation adalah cerita sederhana.
Sederhana yang menjadi segalanya.

Tertanda,

Audirga dan Theala

Blur :
Teman, katanya.
Cinta, rasanya.
Pupus, akhirnya.

non.ver.sa.ti.on
n when nothing becomes everything.


Sesederhana gue suka dengan buku dan segala isi ceritanya, sesederhana itu pula seseorang mengenalkan gue dengan Nonversation. Ini bukan kali pertama gue melakukan review mengenai cerita yang dibuat oleh penulis bernama Valerie Patkar tersebut. Namun rasanya tetap sama. Ada takjub yang tak bisa gue gambarkan, ada sedih yang mengurai air mata, ada sesak yang menghimpit hati, namun ada bahagia yang ia torehkan untuk rasa sepi yang ia rasakan.


Nonversation adalah novel kedua yang dibuat oleh Valerie. Tentu saja penggemarnya sudah tahu apa novel pertama yang ia rilis. Sebagaimana rasa takjub itu ada pada Nonversation begitupun dengan Claires. Tapi entah entah, gue tetap lebih merasa hidup ketika membaca Nonversation. Iya, sebegitu bucinnya gue sama novel yang satu ini sampai mau mereview kembali tapi dalam bentukan asli.

Entah apa meracuni pikiran gue saat itu sampai gue mencatat tanggal preordernya. 16 November 2018 dan itu berarti sudah satu tahun dari pertama gue mereview ceritanya. Terbayang nggak, selama satu tahu gue galau karena Nonversation versi wattpad hingga nggak bisa berkata-kata waktu mengikuti PO yang kedua. Dahsyatnya lagi, hanya 3 menit waktu war yang kita punya untuk bisa mendapatkan buku itu.



Beda dengan penulis lainnya yang hanya terbiasa membubuhkan TTD ataupun merchandise biasa aja, valerie mengeluarkan hal yang baru. Ada buku, ada paket ujian deli, amplop dan soal ujian (ini untuk mengetahui novel yang selanjutnya akan dikeluarkan kalau gue nggak salah ya), terakhir sticky note.

Kalian tentu tidak asing dengan sticky note, Dirga dan Ela. Yups, itu keunikan mereka. Ketika sticky note hanya dianggap kertas kecil yang nggak penting, tapi bagi mereka itu hidup. Separuh dari hidup mereka.

Terus ada yang nanya, bedanya wattpad sama novel apa sih?

Sejujurnya ga jauh beda. Tapi di novel kamu bisa lebih memahami bagaimana perasaan Dirga terhadap Ela, bagaimana Ela terhadap Dirga dan bagaimana kisah mereka yang sesungguhnya. Ela menyampaikan ini di novelnya "Dirga, see you again, in a better us, when nobody hurts including us". Iya, novel menggambarkan secara mendetail tentang mereka. Bagaimana mereka memulai dan bagaimana mereka mengakhiri. Atau lebih tepatnya bagaimana Dirga memulai kemudian akan mengakhirinya. Dia tetap menjadi pria bodoh yang merelakan kebahagiaannya pergi. Dia juga tetap Dirga yang sok-sokan merasa bahagia merelakan segalanya dia pergi. Itu Dirga yang kita kenal. Dia sendiri dalam mencintai.

Bedanya lagi, novel juga menggambarkan dengan jelas bagaimana Papa Dirga belajar untuk menerima anak-anaknya. Sadar bahwa selama ini ia salah dan sadar bahwa ia melukai anak-anaknya. Dia nggak berubah. Tapi dia tahu cara mencintai anaknya dengan benar. Kembali.

Bedanya lagi, novel menampilkan Trian dengan segala luka yang ia punya. Tidak sedetail yang di wattpad tapi akan ada masa di masa kalian sadar bahwa Trian tidak mengenal Ela. Ia hanya merasa bersyukur punya Ela setelah mantannya yang terdahulu.

Tapi apapun itu. Intinya tetap sama. Nonversation membicarakan tentang kehilangan yang paling dalam. Kehilangan akan segalanya bagi dia yang sederhana. 

339 halaman, mengajarkan gue bahwa hilang yang gue rasain sekarang nggak akan sama dengan kehilangan yang orang lain rasakan.
339 halaman, mengajarkan gue untuk lebih paham bahwa sakit bukan berasal dari orang lain tapi diri kita sendiri.
339 halaman, mengajarkan gue untuk lebih mencintai diri gue sendiri dahulu kemudian mencintai orang lain.

Karena hakikatnya sama. 339 halaman dan ending paling menyakitkan ialah melihat Theala bahagia bersama masa depannya dan Dirga bersama kesendiriannya.

Kecewa?

Jelas. Ekspetasi seorang pembaca lebih tinggi daripada penulisnya. Resiko besar untuk mengambil ending yang diluar dugaan pembaca. Ketika semua berharap mereka bisa bersama dan saling memahami satu sama lain, justru Val mengajarkan untuk tidak berharap pada apa yang terjadi. Katanya ending bukan berarti semua akhir. Bisa jadi 20 tahun kedepannya mereka kembali bersama, entah dengan status apa dan keadaan seperti apa.

Tapi yang pasti, 339 halaman mengajarkan gue bahwa setiap cerita memang memiliki akhir tapi bukan berarti itu akhir.

Terimakasih Nonversation.
Terimakasih Gamaliel Audirga Danuandra.
Terimakasih Theala Radista Queensy.
There is no hapy ending in life
Only probability exists;
Probability of falling
Probability of separating
Probability og getting fixed
Probability of bein reunited

There is no happy ending in life
Only endless chances exist

Valerie Patkar

Minggu, 17 Februari 2019

WELCOME HOME 2019!!

Halo. I'm back!
Yey...

Ada yang kangen nggak? Oh jelas tidak ya kan. Hehehe

Sekarang, projectnya sedang dikeep dulu. Lagi susah baca dan menghabiskan waktu dengan membaca yang lebih faedah. Maklum, authornya sedang dalam kesibukan lain. Tapi...tapi...

Di tahun 2019 ini, Author tetap akan berusaha untuk menulis review kok. Entah itu nanti Drama korea yang sudah ditonton tahun lalu, atau tahun ini, Novel yang sudah dibukukan, Cerita wattpad yang direkomendasikan, dan beberapa hal tentang komunitas penulis yang author ikuti.

Iya, tapi nanti.
Akan aja project untuk tahun ini. 2019 penuh warna namanya. List reviewnya masih akan dipublish. (Thor, ga penting).. Hehehe

Stay tune in here.

Jumat, 16 November 2018

Review Cerita Wattpad "Deverra" Karya Valerie Patkar


Deverra, rumah kosong yang ditinggal penghuni sebelumnya.
Maladivas, penghuni tanpa rumah yang ingin mencari tempat untuk tinggal.

Senja.
Waktu itu hujan.
Airnya deras, menelungkup di balik kabut, menyatu dengan butir air lain pada jendela.
Kiranya tak ada sahut kata, bisu sunyi, menari tanpa tawa.
Kalau saja siang pergi lebih lama.
Malam datang keesokan harinya.
Mungkin tidak?
Mungkin tidak jika hanya raga ini yang menempatinya?

Ini cerita tentang seseorang yang menghabiskan ribuan hari untuk kembali.
kembali menjadi dirinya.
Kembali mencari bahagianya.
Kembali menemukan apa yang hilang.

Pembukaan dari cerita ini aja udah buat gue harus berpikir keras tentang makna yang akan dia siratkan. Mengenal sosok Deverra dan Maladivas yang sama-sama kesepian dengan alasan yang berbeda. Jika Deverra merasa sepi karena ditinggal oleh sang kekasih yang ia yakini sebagai soulmatenya, maka Maladivas merasa sepi karena ditinggal pergi oleh sang kakak untuk selama-lamanya. Keduanya diciptakan dengan sifat manis yang mungkin membuat kalian menggelepar. Belum lagi bagaimana Deverra memahami sosok Maladivas yang sama kerasnya seperti dia. Tapi satu yang pasti, Deverra tidak pernah merasa gagal untuk selalu mengetahui apapun tentang Divas.

Sebenarnya, cerita ini menjadi salah satu dari sekian banyak karya dari penulis Valerie Patkar yang mengandung unsur cinta-cintaan. Karya lainnya yang juga mempunyai koneksi dengan cerita ini sudah dibukukan dengan judul 'Claires' -yang mungkin akan gue review dua minggu lagi jika tidak sibuk. Jika pada ceritanya itu, dia hanya sebagai pemain kedua yang menikmati kehidupannya sebagai orang yang kehilangan kekasih, pada cerita ini, Deverra atau yang akrab dikenal sebagai Kai lah yang menjadi pemain utama. Kai mengajak kita untuk berpetualang dan menemukan makna sebenarnya dari cinta yang sesungguhnya. Bukan masalah siapa yang harus berjuang tapi bagaimana proses itu mengajarkan kita untuk lebih menerima.

Awalnya -gue yakin kalian juga memiliki pemikiran yang sama dengan gue-, gue kira kalau Kai itu hanya sosok cowok bodoh yang rela memberikan cintanya pada orang lain. Kain hanyalah salah satu karakter yang tidak akan pernah mendapatkan tempat di hati para pembaca. Lalu kemudian, gue menyadari satu hal. Kehadiran dia menjadi sempurna untuk seorang menjadi sebuah karakter yang nyata. Kehidupan seorang Kai yang menganggap bahwa ia telah menyempurnakan Claires dengan caranya ternyata salah. Itu bukan cinta yang sesungguhnya. Bertemu dengan Divas, mengenal gadis itu, menjalani hari dengan rasa penasaran, kemudian mulai memahami tentang gadis itu menjadi alasan kenapa cerita ini menyentuh dan dapat dikatakan sempurna. Kai mengajarkan kita untuk sadar apa itu cinta, caranya mencintai seseorang, mengekspresikan perasaannya, sesekali merengek bukan masalah. Bukan tentang kamu ikhlas meninggalkan dia tanpa protes lalu ia akan bertemu orang lain (Claires Novel).

Jika dipikir-pikir, setiap sub judul yang ditulis oleh Kak Vale, semuanya berawal dari kata Untuk. Untuk Deverra yang menggambarkan sosok pria tegar yang sedang berusaha bangkit dari patah hatinya karena ditinggal oleh gadis bernama Claires.  Untuk Masa Lalu yang membahas tentang keadaan Kai yang selalu belajar untuk menerima keadaan dan ke mana kelak hatinya akan pergi bersama kenangan yang ia miliki. Dan untuk lainnya yang pasti punya makna berbeda dalam setiap kolomnya. Sampai gue akhirnya paham bagaimana cinta membuat gue mengerti tentang segalanya.

Dari sekian banyak kejadian yang ia gambarkan dalam cerita ini, gue paling suka hal yang membahas Zacchio. Seorang kakak yang hanya berharap menjadi terbaik untuk adiknya, seorang anak yang berusaha untuk mencintai kedua orang tuanya, seorang pemuda yang berusaha untuk mencari harapan akan hidupnya. Dia, Zacchio yang selalu dianggap jelek oleh orang lain karena sikap dan kebangsatannya. Tapi percayalah, Zacchio mengajarkan kita untuk lebih menghargai setiap waktu yang berjalan. Dia mengajarkan kita untuk mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum kita mencoba untuk mencintai orang lain.

Entah kenapa, gue selalu percaya bahwa setiap cerita punya takdirnya sendiri. Sama halnya dengan takdir yang dimiliki Deverra. Ia dipertemukan kembali dengan sosok lain yang berusaha untuk mengajarkannya lebih mengekspresikan perasaannya. Gadis bernama Karina Maladivas yang memandang Kai dengan sangat tidak pantas. Banyak kejadian lucu yang membuat gue merasa greget sendiri. Bagaimana keduanya berusaha untuk menyembuhkan satu sama lain dan menjadi penting untuk satu sama lain pula.

Ah, belum lagi cara Kak Vale menuangkan isi pikirannya dan cara ia menyajikan cerita itu sendiri. Sejujurnya, gue termasuk manusia yang paling pemilih dalam bahan bacaan terutama novel. Tapi, sejak pertama kali gue memilih membaca tulisan kak Vale, gue merasa punya hidup dan mulai belajar banyak hal. Bahkan di sela-sela waktu gue yang padatnya luar biasa mencengkram, gue bisa memilih untuk menyempatkan setidaknya sejam untuk membaca ceritanya. Give applause untuk kak Vale dan kemampuannya membuat gue terpikat dan terpesona.

Nilainya? 9/10.
Keren, kan?
Pokoknya, gue rekomendasikan cerita ini bagi kalian yang punya sejuta waktu luang tanpa diganggu apapun. Bacaannya termasuk ringan kok, belum lagi ceritanya pasti masih bisa diajak kompromi walau kita lagi stress atau penat. Bumbu percintaannya bisa membuat kalian membayangkan rasanya jatuh cinta dan ketagihan. Dan syukurnya, cerita ini udah selesai. Jadi, bagi kalian yang memang paling nggak suka nunggu, nih bacaan oke yang bisa dihabiskan dalam sekali baca.

Teruntuk penulis hebat bernama Valerie Patkar, salam dari gue yang menganggumi semua karya kakak. Isinya bermanfaat dan emang sesuai sama realita. Terimakasih untuk karya hebat yang kakak punya hingga akhirnya pembaca tidak hanya sebagai pembaca tapi sebagai orang yang belajar dari bacaan.

Beberapa quote yang menurut gue paling ngena dari cerita ini:
1. "When other boys bring a bouquet of Rose for their girls during the special days, you prefer to create a garden with full of Roses in front of my home." Deverra kepada Claires.
2. "And when you don't know how to love yourself, don't ever try to love others. Because you will only draw the shape, you won't ever understands what's inside."
3. "Karena gue tau gimana rasanya kehilangan seseorang dan gak mudah untuk gantiin seseorang itu sekalipun dia udah bener-bener pergi dari hidup lo. Karena gak peduli secepat apapun mereka pergi, bekasnya akan tetap selalu ada." Divas kepada Zacchio.

Bagi yang niat baca, kuy ke sini :
https://www.wattpad.com/story/89716922-deverra

And then, sampai jumpa direview selanjutnya.

Rabu, 26 September 2018

REVIEW Cerita Wattpad "NOIR" Karya Renita Nozaria



NOIR : Hidden Deadly Sins

Identitas buku
Judul                                      : Noir: Hidden Deadly Sins
Penulis                                   : Renita Nozaria
No. ISBN                              : 9786025406188
Penerbit                                  : Loveable
Editor/Penyelaras Kata          : Larasati Fitriani
Desain cover                          : Inke Alverine
Tahun terbit                           : 2017
Harga                                     : Rp 85.000,00
Tebal                                      : 399

Blurb : Oriana Suri Laksita, seorang gadis yang memiliki kemampuan untuk melihat makhluk gaib. Sayangnya, sampai usia delapan belas tahun, ia belum juga memiliki kekasih. Mungkin karena sifat protektif ketiga kakaknya yang menyerupai titisan singa. Jadi, mana ada lelaki yang mau mendekatinya?

Dengan kemampuan melihat makhluk gaib inilah, ia selalu dipertemukan oleh para hantu yang memintanya untuk menyelesaikan urusannya di dunia agar bisa segera ke ‘atas’. Hingga akhirnya, Suri dipertemukan oleh lelaki tampan yang mampu memikat hatinya, Sebastian. Sayangnya, Sebastian takut hantu. Tetapi di balik itu semua, hal itulah yang menyebabkan Sang Pencipta murka dan para makhluk immortal membicarakannya.

Sifat kasih tanpa batas, membuat salah satu iblis menemuinya dan memberikan peringatan agar Suri tidak membantu para arwah. Jika Suri melanggar, kematian akan menghantuinya.

Apakah Suri menjalani nasihatnya atau justru sebaliknya?

--

NOIR hanya tentang seorang gadis bernama Oriana Suri Laksita yang terlahir ditengah-tengah keluarga dengan tiga kakak laki-lakinya. Sangat ajaib dengan tingkat ke-PDan yang berlebihan, juga sedikit absurd. Sudah lama jomblo dan alasannya karena ada kakaknya yang overprotektif. Tapi dibalik semua cerita kehidupannya, Suri memiliki kemampuan melihat hantu. Kelebihannya ini menjadi penghalang untuk dia bisa mendapatkan hati seorang cowok bernama Sebastian. Walaupun begitu, Suri tetap tidak menyerah. Ia selalu berusaha agar Sebastian menatapnya dan melihat pada dirinya. Itu masalah yang berat. Masalah lainnya timbul, Suri sempat mengalami koma karena kelebihannya. Lalu kira-kira apa penyebab Suri mengalami koma? Apakah ia mampu menaklukan hati seorang Sebastian?

Itulah alasan kenapa buku ini sangat saya rekomendasikan untuk kalian. Ceritanya sangat ringan tapi ide yang dibuat oleh penulisnya sangat luar biasa. Penulis mengajarkan kita tentang cara memandang suatu hal dengan cara yang berbeda dan sesuai persepsi masing-masing. Dunia ini terdiri dari dua sisi yang berbeda. Sisi gelap dan sisi terang. Sesuatu yang jahat dan sesuatu yang tidak jahat. Tapi kita lupa bahwa ada sisi yang dinamakan abu-abu. Sisi yang menunjukkan bahwa orang jahat itu belum tentu jahat dan orang baik itu tidak selamanya baik.

Dan tidak perlu takut, hantu yang ada di sini tidak seseram yang kalian pikirkan. Tidak ada hantu yang bertanduk atau memiliki ekor berwarna merah dan penuh api. Namanya saja dibuat menjadi lucu. Lucifer menjadi Lucy. Ah, iya, kita juga dikenal dengan beberapa jenis iblis di dunia. Seperti menambah ilmu pengetahuan juga. Jadi bisa dipastikan, novel ini tidak akan membosankan karena walaupun romance, ada lucu-lucunya juga.

Pesan yang sampaikan oleh penulis juga tersampaikan dengan baik. Bukan hanya dari segi percintaan, tapi juga mengusung kekeluargaan. Paling suka jika melihat keluarga Suri berkumpul. Karena ada makna yang tertanam di sana. Lagi, saya mengatakan bahwa setelah membacanya, mungkin kalian akan mengatakan, “Ah, memang manusia seperti itu, kan?’. Dan itu membuat kesan Noir semakin mengena dihati pembacanya.

“Kalau kata Ayah, cinta itu adalah tentang tetap setia ketika kita punya seribu satu alasan untuk meninggalkan.”

Sekian. Sampai jumpa direview selanjutnya.

Rabu, 29 Agustus 2018

RESENSI ILLANA TAN - IN A BLUE MOON

Identitas buku
Judul : In a Blue Moon
Penulis : Illana Tan
No. ISBN : 978-602-03-1462-4
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2015
Harga : Rp 70.000,00
Tebal : 318 halaman
Ukuran : 13x20 cm

Blurb :

--
“Apakah kau masih membenciku?
“Aku heran kau merasa perlu bertanya.”
--

Lucas Ford pertama kali bertemu dengan Sophie Wilson di bulan Desember pada tahun terakhir SMA-nya. Gadis itu membencinya. Lucas kembali bertemu dengan Sophie di bulan Desember sepuluh tahun kemudian di kota New York. Gadis itu masih membencinya. Masalah utamanya bukan itu—oh, bukan!—melainkan kenyataan bahwa gadis yang membencinya ini kini ditetapkan sebagai tunangan Lucas oleh kakeknya yang suka ikut campur.

Lucas mendekati Sophie bukan karena perintah kakeknya. Ia mendekati Sophie karena ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Juga karena ia ingin Sophie menyukainya sebesar ia menyukai gadis itu. Dan , kadang-kadang—ini sangat jarang terjadi, tentu saja—kakeknya bisa mengambil keputusan yang sangat tepat.

**
In a Blue moon menceritakan tentang kebencian seorang wanita bernama Sophie Wilson terhadap Lucas Ford yang menghancurkan masa sekolahnya di bulan Desember. Mereka memang tidak saling mengenal hingga suatu hari, Sophie bertemu Lucas dan ketika interaksi diantara keduanya mulai terjadi, Lucas justru melakukan sebuah kesalahan besar sehingga Sophie merasa berhak untuk membencinya. Perasaan itu terus bertahan hingga mereka berpisah dan sepuluh tahun kemudian dipertemukan kembali di kota New York pada bulan Desember. Pertemuan ini juga terjadi tidak secara sengaja.

Keduanya telah resmi bertunangan karena Lucas merupakan cucu dari sahabat lama kakek Sophie. Mereka telah bersepakat akan semakin mempererat hubugan persaudaraan mereka sehingga Sophie dan Lucas harus dinikahkan. Hal ini tidak mendapat penolakan. Namun bukan berarti Sophie merasa bahwa dia akan menjadi lebih dekat dengan Lucas. Perasaan itu masih bertahan hingga akhirnya Lucas yang berusaha menepis jarak di antara mereka. Akankah dengan adanya pertunangan ini, keduanya dapat berbaikan? Bagaimanakah akhir dari kisah mereka?
**

Awal aku mengetahui buku ini karena rekomendasi seorang teman yang sangat menyukai tulisan Illana Tan. Aku pun begitu. Hampir semua tulisan Illana seolah dapat menyihirku untuk bisa menikmati setiap baik dan kalimat sehingga aku enggan untuk berhenti membaca. Seharusnya tanpa direkomendasikan pun, aku pikir aku tetap akan melangkah menuju barisan paling depan dan mengambil buku ini. Bayangkan saja, Blurb dan cover sudah menggoda seperti ini. Aku memang sering menghabiskan uang dengan membeli beragam macam novel yang akhirnya akan aku tumpuk di lemari. Namun hari itu, setelah aku membelinya, aku justru menghabiskan ribuan jam untuk menikmati sejenak karya Illana Tan.

Dan benar. Aku tidak menyesal. Berlatarbelakangkan kota New York, Illana Tan sanggup mengusung sebuah cerita mengenai perjalanan cinta seorang kepala koki terhadap Sophie yang merupakan pemilih sebuah toko kue di salah satu sudut kota New York. Masalahnya, seumur hidup perkenalan mereka, Sophie sangat membenci Lucas karena satu hal.

Aku juga suka dengan cara Illana Tan yang menyuguhkan perjuangan Lucas untuk menyakinkan Sophie bahwa dia bukanlah si remaja bodoh yang melakukan semua hal tanpa berpikir panjang. Tapi kini ia hanya seorang pria yang berusaha tulus untuk meminta maaf dan ingin memperbaiki semuanya. Walaupun secara perlahan Sophie mulai membuka diri, jelas hal ini tidak selancar yang terpikir. Keberadaan Miranda dan Adrian menjadi bumbu bagi perjalanan mereka.

Tbh, aku selalu suka setiap inti dari sudut cerita yang digambarkan. Mungkin bedanya, Illana Tan hanya berfokus pada Lucas dan Sophie sehingga terlihat bagaimana konflik yang diciptakan oleh Miranda dan Adrian kurang cukup untuk menjadi penghalang. Hanya itu saja kok. Karena dari awal, aku memang selalu menyukai penulis ini. Gaya penulisnya yang ringan dan santai dan bagaiamana ia menarik perhatian seseorang hanya dengan sekali membaca judulnya.

Dari semua quote yang aku pikirkan dalam buku ini. Aku suka salah satu kutipan dialog yang ada dalam buku ini. Pada hal 100, jelas tertulis:

“Apakah kau tahu, hanya ada garis tipis yang memisahkan perasaan benci dan cinta?”

Kamis, 21 Desember 2017

Selamat Jalan, Kim JongHyun! Dedicated for him.

Halo semua.
Selamat datang di post terbaru gue. Kali ini, gue ga akan bicarain tentang review, baik review novel, review film, review drama korea ataupun review lagu dan review lainnya seperti biasa. For this day, i want share for us something happend with fans SHINee or fans of K-Pop.

This post dedicated to especially Kim JongHyun and the other artist on Korean, the other people who have a mental illness. Biar kita sadar dan paham dengan kondisi orang sekitar kita. Dan sedikit aware sama kondisi mental di dunia.



Pertama, gue mau kasih tau alasan kenapa akhirnya gue angkat bicara soal ini. Bukan karena gue mau sok-sokan mau jadi petuah buat kalian. Enggak sih. Cuman gue lelah aja sama kalian yang merasa diri kalian itu benar dengan cara mengolok-olok orang-orang yang menyebut dirinya Korean's Fans. Gue juga lelah sama kalian-kalian yang katanya "manusia" tapi nggak punya rasa "kemanusiaan". Intinya gue cuman mau supaya kalian juga sadar, manatau (manatau nih ya) kalian juga sedang mengalami mental illness dan melakukan hal kayak gini tuh menjadi cara kalian untuk membebaskan diri kalian dari penjara sengsara despresi kalian.

Oh iya, i'm korean's fans but i'm not Shawol. Bukan berarti juga gue nggak suka SHINee. I'm SMStan. Ketika yang lain bilang kalau gue hanya memandang satu penyanyi atau artis K-Pop dengan sebelah mata kalian salah. Karena gue memandang mereka menggunakan kedua mata gue yang terbuka lebar dan tidak merasa dipaksa untuk menyukai mereka. Dan kalau kalian bilang, berita menggemparkan tentang JongHyun itu membuat Indonesia ikut gempar, iya gue akui cukup gemparlah dikalangan anak K-Pop. Kalian pasti bilang, "Lebay, ih. Orang dia aja nggak kenal lo, kenapa lo mesti rela capek-capek nangis sampai mau bunuh diri karena dia. Gila." Hey guys, it's not a simple case. Ini masalah kita mencintai seseorang dan seseorang itu pergi untuk selamanya. Ketika lo kehilangan orang yang lo sayang juga pasti lo akan nangis kejer bahkan sempat terbesit sama lo untuk nyusul mereka, kan? Jadi jangan bilang mereka itu lebay. Iya, dibeberapa masalah mereka berlebihan. Tapi sesuatu yang berlebihan itu bukan hal buruk yang pantas untuk lo jadikan bahan cemooh atau lelucon. Seorang penulis salah satu cerita Wattpad juga menyampaikan ini ke para pembacanya. "Setiap manusia punya hak untuk sedih, depresi, kecewa dan marah. Gak salah. Kita semua punya fasenya dan ga perlu malu untuk jadi semenyedihkan itu."

Ketika gue terus membaca itu secara berulang-ulang, gue cuman bisa tersenyum. Karena apa? Karena gue pernah ada diposisi itu. Gue ada di fase yang sangat amat menyedihkan padahal mungkin bagi kalian itu biasa aja. Itu gue-nya aja yang berlebihan. But guys, itu masa gue. Kalian tahu apa yang terbesit saat itu? Saat ketika gue mencintai sekelompok boyband yang pentolannya cukup terkenal, lalu gue mulai jadi fanatik dan sering mengalami mood swing ketika beberapa hal yang nggak gue inginkan terjadi pada mereka. Bahkan apa yang mereka lakuin saat ini, belum seberapa sama gue yang bisa 'nangis' hanya karena beberapa member boyband yang gue suka keluar. Itu belum seberapa dengan apa yang mereka rasakan saat ini ketika gue hanya uring-uring nggak jelas saat konser mereka diadakan di Indonesia.

'Ah, ternyata benar. Fase itu ada dalam hidup gue.' Gue menjadi manusia paling menyedihkan hanya karena mereka. Gue menjadi sangat tak terkendali ketika gue menyayangi mereka dan menganggap mereka sebagai orang yang pantas untuk disayangi. Gue tau, mungkin sekarang kalian -orang-orang yang tidak berada dalam posisi itu atau kalian belum pernah berada di posisi itu, menganggap ucapan gue konyol, tapi percayalah, fase itu akan muncul dalam hidupmu. Bukan bicara tentang konteks 'Korean Halluy' tapi tentang bagaimana lo mengagumi seseorang dan seseorang itu bukan orang yang bahkan bisa lo gapai.

Mereka yang menggilai artis korea bukan robot yang dipaksa untuk menyukai seorang pria yang berjuang untuk sembuh dari depresinya. Mereka yang mencintai artis korea bukan sebuah lelucon yang bisa kalian cemooh kayak gitu. Mereka punya hati dan saat ini hati mereka sedang rapuh karena kehilangan sosok yang mereka sayangi dan mereka cintai. Bukan hal yang wajar untuk kalian mencemooh atau bahkan menjadikan ini bahan lelucon.

Come on. Open your mind. Lihat sekeliling lo. Saksiin berapa banyak juta orang yang ada di bumi ini yang tersiksa hanya karena ucapan or your statement yang kadang nggak pake 'O'. "Mulutmu harimaumu" dan "Tanganmu juga harimaumu". Jangan biarkan kejadian yang sama terulang untuk beberapa kasus lainnya. Kematian bukan sesuatu hal yang lucu. Dan kematian bukan tentang bagaimana seseorang action tapi tentang bagaimana seseorang itu bisa merelakan dan meluapkan perasaan mereka hanya karena ditinggal. Jangan bandingkan kematian Jonghyun dengan kejadian yang ada di Palestina. Itu beda, guys. Konteksnya aja udah beda.

Alasan kedua kenapa gue akhirnya angkat bicara adalah karena gue pengen buat ini sebagai self-reminder buat kita semua. Kalau ternyata depresi itu bukan sesuatu yang remeh. Kalau ternyata kita harus sadar sama kondisi diri kita sendiri, aware sama teman kita yang mungkin kelihatannya baik-baik aja tapi punya beban berat dipundaknya, aware sama keluarga kita yang mungkin mereka kelihatan cerita tapi ternyata punya cerita tak terduga dibalik itu semua. Pokoknya aware sama kondisi lingkungan kita. Gue nggak begitu paham sama depresi tapi yang gue tahu, depresi bisa menjadi penyebab kematian. Angka kematian  orang yang bunuh diri paling besar di korea itu disebabkan karena depresi.

Gue baca salah satu artikel yang membicarakan tentang kematian Jonghyun dan itu karena SAD yang dialami. SAD sendiri adalah salah satu jenis depresi yang dikarenakan perubahan musim. Bagi kita yang hidup hanya di dua musim, hal ini tidak terlalu berpengaruh (tapi bukan berarti kalian bisa sepele sama ini). SAD bisa mengganggu mood seseorang dikarenakan pergantian musim. Katanya orang terlihat lebih ceria ketika musim semi namun menjadi sedih dan lelah atau bahkan memiliki tingkat depresi yang tinggi ketika musim dingin tiba.

Mental illness bukan sesuatu yang asing buat kita. Banyak jenis-jenis mental illness yang harus kamu ketahui. Setidaknya kerangka luarnya aja. Tapi back to us, kalau lo mau sih. Kalau enggak ya udah, jalani aja hidup lo seperti biasanya.

Next post, mungkin gue akan mulai post beberapa hal tentang mental illness bahkan tentang penyakit-penyakit jiwa lainnya. Hitung-hitung gue berbagi ilmu. Senang bisa berbagi dengan kalian.

Untuk Shawol, SMStan, Fans of KPop, tetap semangat! Saling menjaga satu sama lain dan saling menghargai satu sama lain. Kita keluarga dan selamanya akan menjadi keluarga.

Btw, gue ada info untuk yang di Medan.

Project 100 roses+balloons for Kim Jonghyun by Kpopers Medan
Acara : 100 roses+balloons for Jonghyun
Hari : Sabtu, 23 Desember 2017
Jam : (kumpul jam 13.00) 14.00-selesai
Tempat : Taman cinta pintu 1 USU
Dresscode : Putih 📌Bunga, balon, handbanner, dan sticky notes sudah disediakan dari kami. Kalian nanti tinggal patungan buat bunga dll nya itu aja. Gamahal kok^^ 📌Diharapkan membawa pulpen/pensil masing2 untuk menulis "stickynotes hope for kim jonghyun"
📌Yang tau lokasinya lgsg dateng aja gapapa

Cp ke bidadari tak bersayap👇🏻
— WA: 082114058597 (nuna) 
083199098511 (bby)

Kuy datang.

Dan satu lagi, mari menyumbang From Jonghyun To Indonesia and Palestine!!

Baibai!!

Sabtu, 25 November 2017

REVIEW Cerita Wattpad Nonversation Karya Kaisoone

Nonversation in Wattpad

Kadang gak harus obrolan penting yang buat kita sulit melupakan. Kadang gak harus obrolan penting yang buat kita merasa seseorang berharga. Kadang gak harus ngomong "Gue sayang lo," yang buat kita tau apa perasaan mereka.
You, human, we are all cowards.
Dare to believe?
      
  
Nonversation bercerita tentang seorang pria bangsat yang terkenal seantero kampus -Gamaliel Audirga Danuandra yang akhirnya jatuh hanya pada satu cewek. Yaps, hanya pada Theala Radista Queensy. Anak Teknik Perminyakan yang sejak awal masuk kampus sudah terkenal dengan sifat keras kepalanya, tidak mau ngalahnya dan segala jenis sifat yang bahkan Ardan saja menyerah untuk cewek tersebut. Bagi Dirga, Ela a.k.a Theala adalah segalanya. Dia rela nggak bahagia asal Ela bahagia, karena sejak awal Dirga tahu bahwa membahagiakan Ela adalah tujuan dari hidupnya. Walaupun itu artinya Dirga hanya bisa melihat Ela dari kejauhan dan bermesraan dengan Trian yang merupakan cinta masa SMAnya Ela.
(Btw, gue nggak bisa mendeskripsikan cerita Nonversation dengan amat sangat detail, cuman di sini, gue akan mereview cerita tersebut dari sudut pandang gue sebagai pencinta cerita wattpad).
Sebenarnya di aplikasi Wattpad gue hanya ada beberapa nama penulis yang emang menurut gue sangat amat enak untuk direkomendasikan ke kalian. Hanya saja, sampai detik ini, gue akan mereview salah satu cerita yang menurut gue sangat amat wajib untuk dibaca. Bukan berarti gue bilang penulis X dengan cerita yang gue sukai tidak meninggalkan kesan buat gue, tapi gue emang nggak seterikat itu sama cerita lainnya. Ah, mungkin minggu depan gue bakalan review cerita wattpad lainnya (Maybe, salah satu cerita Renita Nozaria).
Tapi awal baca Nonversation, gue langsung nyess. Langsung ingin maki dalam hati kenapa gue mau aja ikutin omongan teman gue yang hanya karena statusnya di WA buat gue segera meluncur ke apilkasi orange tersebut. Nonversation memberikan banyak arti buat gue, i'm seriously about this. Kalian tahu betapa mellownya gue waktu baca cerita ini. Kayak gue beneran ada diposisi salah satu tokoh. Tapi posisi yang membuat gue paling ngerasa sesak yang tiada henti itu karakternya Dirga.
Bagi yang udah baca, pasti tahu apa kekesalan dan kesesakan yang sudah Dirga ciptakan untuk yang membaca. Yaps, bener. Gue selalu merasa gimana bisa dia merelakan orang yang disayangi sementara rasanya itu lebih tulus dari orang lain tersebut. Gue selalu bertanya, apa faedahnya seorang Dirga merelakan Ela yang sangat ia cintai itu untuk bahagia sama orang lain. I mean gini, Lo tahukan kalo kita nggak akan pernah tau kapan kita jatuh sejatuh-jatuhnya sama orang hanya karena ia bisa memperlakukan kita dengan sangat istimewah, lalu kenapa dengan bodohnya lo membiarkan orang yang lo sayang itu dan orang yang membuat lo menjadi lebih baik itu bersama orang lain? Orang yang belum tentu bisa menciptakan warna dalam hidupnya Ela. Yah, anggaplah lo berjuang untuk membuat Ela bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki orang yang dulu jauh dari pandangan lo, tapi setelah itu apa, Ga? Nggak ada. Lo nggak dapat apapun selain lo menyakiti diri lo sendiri dan menyakiti Ela walau itu tidak tersurat. Oh, man, please. Lo bilang lo pengen dia bahagia sementara sumber kebahagiannya itu sendiri berjalan menjauh dan bahkan hendak meninggalkannya. Dan ketika gue ada di posisi itu, gue berharap kalo gue ketemu Dirga versi dunia nyata, gue hanya pengen bilang sama dia, "Hey, you bastard. Are you kidding me? Lo pikir pilihan lo itu udah bener? Berani mencintai berani mengambil resiko." Tapi sekesal itupun, gue tetap suka sama Dirga. Why? Karena akhirnya gue paham apa yang dia rasakan. Gue bisa merasakan ketakutan Dirga paling besar seumur hidupnya. Gue bisa tau bahwa hanya dengan memperhatikannya, Dirga bisa bahagia untuk itu.
Bukan berarti posisi tokoh lainnya tidak mendominasi. Dibeberapa part yang mengambil sudut pandang Ela dan Trian juga membuat gue nyess.
Ingat waktu Ela diselingkuhi sama Trian? Semudah itukah, La? Lo bisa hanya tersenyum dan bilang kalo itu bukan salah Trian tapi salah lo. Apa yang salah sama lo? Dari awal Lo harusnya sadar kalo lo nggak salah apa-apa selain karena lo memang lebih mementingkan Dirga, tapi kemudian gue paham lagi. Yah, lo bener, La. Lo emang bukan orang yang Trian butuhkan. Lo patut bersyukur karena lo pernah dikasih kesempatan untuk memiliki orang yang selama 4 tahun lo lihat dari jauh dan selama 4 tahun juga lo menyimpan rasa lo itu dengan baik-baik aja. Dan gue mau nanya, La. Selama itu lo sanggup, La? 4 tahun, La. 4 tahun dan selama itu lo hanya memandang punggungnya dari kejauhan tanpa berharap lo dikenal olehnya. Dan setelah lo kenal dan dekat sama dia, lo mendapatkan kenangan buruk.
Dan yang terakhir, Detrian Bhadrika. Bagian yang buat gue sangat amat membenci Trian adalah ketika Trian selalu membandingkan Ela dengan mantannya yang bernama Raina itu. Kalian tahu, ada masa gue pengen marah dan bilang sama Trian kalau cara dia mencintai seseorang itu salah. Bukan dengan membandingkan dua hal yang jelas berbeda karena pada akhirnya nggak ada satu orangpun yang akan sama saat mencintai kita. Karena mereka memang berbeda. Sangat amat berbeda. Belajar untuk mengikhlaskan terlebih dahulu baru kemudian lo belajar untuk mencintai seseorang tanpa membandingkannya. Dari awal, gue emang nggak pernah suka sama tokoh yang satu ini. Entah karena alasan dia selalu berhasil membuat gue kesal atau karena emang tokoh ini secomplicated itu banget.
Begitulah ketiga tokoh yang membuat gue merasa bahwa cerita ini sangat menguras emosi gue. Bukan hanya mereka aja sih, tapi juga tokoh-tokoh lainnya yang punya posisi lainnya. Pokoknya dari segi tokoh, gue salut sama penulis yang bisa menciptakan sebanyak itu karakter yang akhirnya banyak membuat gue bahwa gue hanya baru mengenal sebagian karakter dalam kehidupan gue yang nyata. Gue salut sama penulis yang bisa konsisten menciptakan karakternya yang emang out of box banget. Terimakasih, Valerie.
Bukan hanya dari segi penokohan atau segi cerita percintaan yang buat sesak setengah mampus. Dari cerita ini, gue belajar banyak hal tentang cerita bromance, family, what the true friends dan lainnya. Gue belajar bahwa di dunia ini, setiap keluarga punya ceritanya sendiri. Keluarga Driga yang lengkap tapi ada celah kecil antara dirinya dan Papanya yang buat Driga merasa dunianya tak memiliki makna apapun, atau keluarga Ela yang sebenarnya masih lengkap, hanya saja posisinya yang tidak sama seperti dulu. Papa Ela yang lebih memilih menggandeng wanita lain dan meninggalkan luka pada Ela hingga terciptalah Ela yang seperti ini. Tapi walaupun Ela kehilangan sosok ayah, kehidupan Ela bukan hancur separah itu. Masih ada mamanya dan Tendra yang bisa dia harapkan. Satu hal tentang keluarga yang paling membuat gue langsung mikir, "Nggak semua keluarga memiliki cerita yang sempurna, hanya tergantung bagaimana kita membuatnya menjadi lebih sempurna."
Bromance dan friendshipnya juga dapat banget. Lo tahu bahwa kalo lo nggak punya orang yang bisa memandang lo apa adanya, masih ada kakak/saudara kandung lo dan juga sahabat yang akan mendukung dan memberikan sebagian dari hidupnya untuk lo. Kayak itu tuh nyata, walau kadang di dunia nyata, gue -atau kita semua, mungkin susah nyari yang namanya sahabat.
Cerita ini punya banyak kelebihan yang kalau gue sebut satu persatu justru membuat cerita ini terlihat amat sangat sempurna. Haha, tapi emang sempurna kok. Sesempurna bagaimana gue bisa menikmati setiap peran dan ceritanya, sesempurna alur yang diciptakan sedemikian rupa, sesempurna akhirnya gue tahu kalau misalnya gue nggak perlu mikirin hal lain cukup gue mikir hari ini bahagia, maka gue akan bahagia.
Btw, gue suka sama cara dia nulis. Bahasanya yang elegan tapi masih tetap sesuai sama kebiasaan dia. Kadang gue iri sama penulis yang bisa menulis kayak gitu. Karena apa ya, karena gue rasa mustahil aja, gue bisa melakukan hal seperti itu hehehehehe.
Kalau kekurangan...hmm.., gue yang merasa nggak ada kekurangan atau memang cerita ini yang dikemas semenarik mungkin sampai nggak ada celah kekurangan sama sekali? Entahlah. Mungkin hanya beberapa typo yang membuat gue kadang oke, mungkin penulisnya lelah. But over all,  I love this story.
Guys, gue bilang kalian KUDU MESTI WAJIB HARUS apalagi ya, POKOKNYA HARUS baca cerita ini. Nanti gue share link di akhirnya. Karena apa? Sebenarnya nggak ada alasan khusus, tapi gue yakin, siapapun yang membaca cerita ini, pasti sependapat sama gue. Sependapat kalo cerita ini sangat amat bagus. Hehehehe
Sampai jumpa di review selanjutnya. Bye.

Quote from Nonversation (sebenarnya quote di awal bagus banget, tapi ini aja yang buat gue pengen screenshot and share for you guys) :
1. A guy and a girl can be friends, but at one point or another, they will fall for each other. Maybe temporaly, maybe at the wrong time, maybe too late, or maybe forever.
2. Kalau memang masa lalu ada untuk dilupain, kenapa ketika masa depan datang dia malah muncul lagi?
3. Maybe this feeling i keep for you, makes me learn that seeing you are there, being all so fine and happy, is more than enough.
4. Karena setau gue, secuek-cueknya orang, pasti selalu ada satu nama yang dia simpan rapat-rapat untuk selalu diingat.

Nonversation - Kaisoone

Review Novel : Serangkai Karya Valerie Patkar

  Review “Serangkai” Karya Valerie Patkar   Judul : Serangkai Penulis : Valerie Patkar No. ISBN : 97862304029876 Penerbit : Bhuana...